Masyarakat di Desa Sungsang Kecamatan Banyuasin ll mengeluh terkait kelangkaan gas elpiji melon 3 kilogram. Kelangkaan gas elpiji berdampak pada kenaikan harga dari pengecer ke masyarakat. Gas elpiji melon di pengecer tembus Rp27 ribu per tabung.
Mila (35) warga Desa Sungsang II Kecamatan Banyuasin ll, Rabu (4/6) mengatakan, gas elpiji melon beberapa hari terakhir ini sulit ditemui ditingkat pengecer wilayah pemukiman. Kalau pun ada harganya melambung tinggi mencapati Rp27 ribu per tabung. "Hampir setiap pengecer di warung kehabisan stoknya elpiji, makanya harga elpiji melon melonjak tajam,” katanya.
Senada diungkapkan Rusdi (40) warga Sungsang lainnya mengaku, harga gas elpiji makin tidak terjangkau, padahal gas elpiji 3 kilogram menjadi andala keluarganya sebagai bahan bakar untuk memasak. Alasannyaia tak mampu membeli gas yang ukuran dua puluh lima kilogram yang banyak dijumpai. “Kalau tabung besar stoknya banyak, tapi harganya mahal, berbeda denga tabung kecil sulit ditemui dipengecer,” katanya.
Terpisah, salah satu penjual gas elpiji melon di sungsang Edo (37) mengakui, bahwa dalam sepekan terakhir ini gas melon distribusinya banyak belum sampai ke agen wilayah Sungsang, tentunya berdampak pada distribusi agen kepengecer yang terlambat.“Ada keterlambatan pengiriman suplai ke agen di Sungsang, tentuya berdampak pada suplai kemasyarakat. Kondisi ini biasanya dimanfaatkan para pengecer nakal untuk menaikan harga,” ucapnya.
Ia pun berharap kondisi ini tidak terjadi lama, karena akan menyulitkan masyarakat untuk mendapatkan gas elpiji melon, parahya lagi bila situasi ini berlaggsung lama maka agen seperti dirinya bisa turut menjadi korban, yakni disalahkan.“Kami sering juga disalahkan gara-gara kondisi ini, makanya kami harapkan dalam beberapa hari kedepan suplai epiji bisa kembali normal,” pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar