Kamis, 04 Juni 2015

Jalan Swadaya Kenten Laut Kecipratan Dana DID



Jalan Swadaya, Dusun I, Desa Kenten Laut, Kecamatan Talang Kelapa Kecipratan Dana Infrastuktur Desa (DID) 2015 dalam bentuk cor beton. Dimana DID merupakan program Bupati Banyuasin Yan Anton Ferdian SH dalam membangun desa dan kelurahan di Kabupaten Banyuasin. Total DID yang digelotorkan tiap tahun untuk desa dan kelurahan Rp 500 juta.
  
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Desa (Kades) Kenten Laut Ahmad Sarbini, Kamis (4/6) kemarin diruang kerjanya menjelaskan, total panjang pengecoran Jalan Swadaya 178 meter dengan lebar 2 meter. Jalan itu membelah pemukiman penduduk  Dusun I, dan jalan biasa digunakan masyarakat sebagai jalan utama pemukiman.
Dicornya jalan ini maka dipastikan aktifitas jalan dari pemukiman menuju ke jalan utama desa lancar tanpa kendala. “Tidak becek lagi, sebagian jalan sudah dicor dan sebagian lagi sedang dalam pengerjaan.” ungkapnya.
Lanjut Sarbini, selain Jalan Swadaya, sejumah jalan pemukiman penduduk lainnya juga mendapatkan pengecoran, namun bukan berasal dari dana program DID. Jalan lainnya yang mendapatkan pengecoran berasal dari dana APBD Kabupaten Banyuasin. “Ada dua sampai tiga jalan pemukiman penduduk akan dicor beton, pekerja proyek pengecoran sudah konfirmasi kedesa, dimana pengerjaannya dilakukan sebelum Ramadhan,” ungkapnya.
Kepala Dusun  (Kadus) I Desa Kenten Laut Dedi Mukhtar mengatakan, berbagai pembangunan terus dilakukan Pemerintah Kabupaten Banyuasin di Desa Kenten Laut. Hal ini sangat baik, karena berdampak pada kemajuan infrastruktur umum masyarakat ditingkat desa. “Kemajuan pembangunan terus dialami desa, itu berkat perhatian pemerintah Kabupaten Banyuasin yang melakukan pembangunan dari tingkat desa,” katanya.
Mewakili masyarakat Dusun I, ia berterima kasih pada pemerintah Banyuasin atas apa yang direalisasikan. “Pemerintah telah memberikan perhatian pada pembangunan Desa Kenten Laut, ini sangat baik untuk kemajuan desa,” katanya.


Elpiji Melon Tembus Rp 27 Ribu di Sungsang


Masyarakat di Desa Sungsang Kecamatan Banyuasin ll mengeluh terkait kelangkaan gas elpiji melon 3 kilogram. Kelangkaan gas elpiji berdampak pada kenaikan harga dari pengecer ke masyarakat. Gas elpiji melon di pengecer  tembus Rp27 ribu per tabung.

Mila (35) warga Desa Sungsang II Kecamatan Banyuasin ll, Rabu (4/6)  mengatakan, gas elpiji melon beberapa hari terakhir ini sulit ditemui ditingkat pengecer wilayah pemukiman. Kalau pun ada harganya melambung tinggi mencapati Rp27 ribu per tabung. "Hampir setiap pengecer di warung kehabisan stoknya elpiji,  makanya harga elpiji melon melonjak tajam,” katanya.

Senada diungkapkan Rusdi (40) warga Sungsang lainnya mengaku, harga gas elpiji makin tidak terjangkau, padahal  gas elpiji 3 kilogram menjadi andala keluarganya sebagai bahan bakar untuk memasak. Alasannyaia tak mampu membeli gas yang ukuran dua puluh lima kilogram yang banyak dijumpai. “Kalau tabung besar stoknya banyak, tapi harganya mahal, berbeda denga tabung kecil sulit ditemui dipengecer,” katanya.

Terpisah, salah satu penjual gas elpiji melon di sungsang Edo (37) mengakui, bahwa dalam sepekan terakhir ini gas melon distribusinya banyak belum sampai ke agen wilayah Sungsang, tentunya berdampak  pada distribusi agen kepengecer  yang terlambat.“Ada keterlambatan pengiriman suplai ke agen di Sungsang, tentuya berdampak pada suplai kemasyarakat. Kondisi ini biasanya dimanfaatkan para pengecer nakal untuk menaikan harga,” ucapnya.

Ia pun berharap kondisi ini tidak terjadi lama, karena akan menyulitkan masyarakat untuk mendapatkan gas elpiji melon, parahya lagi bila situasi ini berlaggsung lama maka agen seperti dirinya bisa turut menjadi korban, yakni disalahkan.“Kami sering juga disalahkan gara-gara kondisi ini, makanya kami harapkan dalam beberapa hari kedepan suplai epiji bisa kembali normal,” pungkasnya.